Minggu, 15 Maret 2009

cinta ah hanya cinta

Malam ini adalah malam valentine yang pertama kali kulalui dalam perjalanan cintaku.kau tahu,hatiku begitu berbunga-bunga dan anganku sudah dari tadi melayang menari-nari bersama bintang
Aku duduk di pojok ruangan kafe, menunggu kekasihku ihsan namun meskipun hari sudah menunjukan pukul 22.00 ihsan belum datang juga. Hatiku begitu gelisah, kecewa dan was-was. Sejuta perasaan bercampur di dadaku, angan-anganku sudah lama terhempas. Memang, menunggu adalah hal yang paling menyebalkan bagiku. Akupun lantas berdiri dan hendak melangkah keluar, kalau-kalau ihsan sudah ada di depan kafe namun tiba-tiba ketika aku mulai melangkah tanpa kusengaja tanganku menyentuh gelas yang ada di meja hingga jatuh terhempas kelantai dan pecah.Seketika bayangan ihsan melekat di wajahku dan tiba-tiba tengkukku merasa dingin dan ponselku berbunyi
“Hallo…” kataku perlahan, karena jantungku berdetak cepat sekali
“Tri..!ni galang,ihsan…” kata-katanya menggantung
“Ada apa dengan ihsan lang…?”
“Ihsan kecelakaan tri….dan bla…bla…bla…” jawab galang di seberang
Tubuhku terasa begitu lemas, aku tak sanggup membayangkan apa selanjutnya yang akan terjadi pada ihsan, yang aku tahu saat ini aku tidak ingin berpisah dengannya dan aku berharap dia baik-baik saja
Tiba di rumah sakit, aku cepat-cepat mencari ruang ihsan di rawat. Di tempat tunggu, galang sahabat aku dan juga ihsan telah menunggu. Ketika melihatku datang dia langsung berdiri menyambutku
“Bagaimana dengan ihsan lang? kenapa ini semua bisa terjadi?” tanyaku. Airmataku tanpa kusuruh sudah mengalir duluan
“Tenanglah ratri…dokter sedang berusaha menanganinya kok” kata galang perlahan sambil menyodorkan tisu
“Tapi tidak parahkan?”
“Entahlah semoga saja ihsan bisa tertolong”
Dokter keluar dari ruang di rawatnya ihsan dengan kepala tertunduk
“Bagaimana teman saya dokter? tanya galang
“Tolong dokter selamatkan dia….tolonglah dokter…dia tidak apa-apa kan?” kataku sedikit khawatir
“Maaf saya sudah berusaha semampunya saya , tapi ternyata tuhan berkehendak lain” kata dokter perlahan
“Maksud dokter?” tanyaku cepat
“Saudara ihsan tak dapat lagi kami tolong, dia sudah meninggal beberapa menit yang lalu” kata dokter perlahan tapi pasti
“Ihsan..! ihsan meninggal dok! gak mungkin! pasti dokter salah…..pasti dokter yang salah…ihsan…! ihsan..! “ teriakku dan bagai lap basah tubuhku terjatuh kelantai tak sadarkan diri lagi
Malam harinya sesudah kepergian ihsan , hujan begitu deras bak tercurah dari langit. Di kamar aku mencoba melantunkan kesedihanku lewat tuts-tuts pianoku . Begitu sedih rasanya …begitu perih kehilangan orang yang kita sayangi . Airmataku menetes perlahan-lahan satu-persatu dan kemudian deras mengaliir sehingga aku tak kuat lagi untuk menahannya dan aku menangis menangkupkan wajahku pada keyboard piano. Sungguh aku merasa dalam satu dilema. Sakit…sangat menyakitkan . Malam valentine yang torehkan luka di hatiku terbayang kembali dalam ingatan . Lampu di kamarku remang-remang dan tiba-tiba
“Ratri…” satu sapaan lembut yang suaranya begitu kuhapal terdengar di belakangku.
Dengan cepat aku membalikkan tubuhku dan kini mataku benar-benar terbelalak menatap bayangan putih di depanku tersenyum ulurkan tangan
“Ihsan….benarkah itu kau?...benarkah…??”pekikku , kursi tempat dudukku berderit keras
“Aku datang padamu ratri…karena aku merindukanmu” katanya perlahan
“Tidak mungkin….engkau sudah mati, tidak mungkin!” kataku sambil menggeleng-gelengkan kepala setengah tak percaya sementara keringat dingin mulai meleleh di dahiku
“Cinta yang membawa dan membuat aku datang padamu ti…jangan takut, aku sangat menyayangimu” katanya pelan dan terlihat sedih
“Aku tak percaya san, bukankah kita sudah berbeda alam? engkau sekarang di alam halus , sedang aku di alam nyata ,mana mungkin bisa aku percaya?”
“Bukankah cinta tak kenal ruang dan waktu? cinta tak bisa terhalang oleh lautan atau pun pegunungan . Karena cinta kan mengepakkan sayapnya, kekuatannya bisa menjelajahi segalanya” katanya sambil menatap tajam padaku
“Bukankah kita sudah berjanji untuk terus bersama” katanya lagi sambil menghampiriku dan persis ada di depanku.Sedang aku semakin gemetar ketakutan tapi entah kenapa aku merasa dia seperti telah hidup kembali
“Aku tak bisa menyentuhmu tri…meskipun aku sangat rindu padamu”
“Aku juga kangen padamu san…,dan aku bahagia sekali engkau bisa hadir malam ini, meski waktu malam valentine itu engkau tak jadi datang” Jawabku perlahan tapi pasti
“Aku harus segera pergi tri…aku harus pergi” bayangannya seketika hilang
“Jangan pergi ihsan ! diluar hujan..!!” teriakku
“Ihsan jangan pergi…!aku masih ingin kau ada di sini..!!” teriakku lagi, dan aku terduduk lesu. Pintu terbuka , ibu dan ayahku masuk
“Ratri…ratri, sayang..sadar nak..” kata ibu sambil menangis menepuk-nepuk pundakku tapi aku masih memanggil-manggil ihsan supaya kembali
“Ya allah ayah…tolong anak kita yah!!” kata ibu di sela insaknya. Ayahku memapahku ketempat tidur lalu memberiku minum
“Pikiran anak kita rupanya terguncang bu..” kata ayah. Aku menangis memeluk ibuku
“Ma…dia datang…dia datang..!!”
“Siapa yang datang nak?”
“Ihsn ma..dia datang nemuin ratri..”
“Ratri sayang…kamu sedang bermimpi nak, tak mungkin ihsan datang, dia sudah meninggal” kata ayah mulai menghawatirkanku
“Ihsan tidak meninggal pah…dia sudah kembali, ratri tadi benar-benar melihatnya” kataku menyangkal pernyataan ayah
Ibu dan ayahku saling bertatapan
“Apa mungkin jiwa anak kita terganggu yah…?” kata ibuku mulai cemas
“Ratri tidak apa-apa ma..dia hanya terpukul atas meninggalnya ihsan”
“Sudahlah nak, tidurlah, mungkin tadi kamu sedang bermimpi…mana mungkin orang mati hidup kembali, tidurlah…kamu butuh istirahat” kata ayah sambil membaringkanku sedang ibuku membantu menyelimutiku

Siang itu matahari seperti membakar kulit, hujan sudah lama tidak turun-turun.aku berdiri mematung di halaman depan sekolah menatap lurus pada ratri yang sedang memegang sebuah bola basket sambil duduk di lapangan “Heran tuh anak, tiap kali kulihat pasti sedang cekikikan sendirian” gumamku sambil menghampirinya
“Ratri…!! “ teriakku dan duduk di dekat gadis itu
“Hei..” sapanya sambil tersenyum
“Kamu ngapain? tertawa sendiri, ngomong sendiri, kayak orang gila aja” tanyaku
Dia tergelak sebentar lalu menatapku
”Aku tadi bicara sam ihsan, karena ada kamu dia jadi pergi deh” jawabnya
Kini gantian aku yang tergelak
“Ratri…ratri mana mungkin orang mati hidup kembali? kamu sudah gila ya” kataku sambil mengeleng-gelengkan kepala
“Aku heran deh..setiap orang pasti berkata seperti itu, kenapa sih tak ada satu orangpun yang percaya ma aku, dia itu selalu datang lang..karena kami sudah berjanji untuk selalu bersama” kata ratri sambil memukul-mukul bolanya kelantai
“Ratri kau bukan paranormal kan, aku tahu kamu pasti merasa sangat kehilangan tapi bukan engkau saja yang merasa begitu, aku juga merasa kehilangan ri..bahkan teman-teman yang lain juga” kataku perlahan sambil memegang pundaknya
“Tapi lang aku tidak bohong,dia selalu datang padaku” kata ratri mataya mulai berkaca-kaca
“Itu tidak mungkin ri…itu hanya halusinasimu karena merasa kehilangan. Dan aku tidak mau kehilangan sahabat lagi, aku sayang kamu, belajarlah menerima kenyataan ri..” kataku sambil memeluknya dan dia terinsak di pelukanku
Malamnya bulan purnama penuh tersembul sedikit di balik awan . Suara jengkrik bagai mengganggu kedamaian. Aku mencoba berbaring sambil menerawang mengingat ratri
“Apa benar ihsan sering gentayangan dan menampakkan rupanya keratri? tapi ini sulit kupercaya,kenapa aku tak bisa melihatnya? apa mungkin ratri berbohong? tidak! ratri tidak mungkin bohong, sewaktu mengucapkan bahwa ihsan sering menemuinya dia kelihatan serius sekali” gumamku dalam hati
“Dia selalu datang lang, karena kami pernah berjanji untuk selalu bersama-sama” ucapan ratri tadi siang kembali terngiang di telingaku. Ada sedikit cemburu di dadaku. Kenapa? kenapa mesti ihsan yang ratri cintai? kenapa? dia kan sudah mati, kenapa tidak aku? akukan masih hidup? aku masih bisa membahagiakannya, menenangkannya, kenapa..? tiba-tiba ada segalur luka di hatiku, begitu perih, aku menangkupkan guling kedadaku. Namun tiba-tiba aku sangat terkejut sekali melihat poselku yang diletakkan di meja tiba-tiba bergeser dengan sendirinya. Tengkukku terasa dingin, aku mengedarkan pandangan kesekeliling kamar dan ponsel itu bergeser lagi
“Ihsan…!!”suaraku tercekat di tenggorokan
“Aku tahu kamu ada di sini, tapi tolong jangan ganggu aku, alam kita sudah berbeda san “ kataku lagi sambil duduk
Pagi harinya aku berangkat sekolah, di jalan aku bertemu dengan ratri
“Hai lang, kamu tahu gak? semalam ihsan datang dan mengajakku main piano, tapi hari sudah terlalu…” belum selesai ucapannya aku sudah memotongnya
“Ratri..aku tidak mau lagi bicara tentang ihsan, dia memang sahabat kita, tapi kita harus bisa terima kenyataan kalau dia itu sudah meninggal.!..meninggal!!” teriakku marah
Ratripun terdiam, melihat itu akupun jadi terenyuh
“Ratri…maafkan aku, aku tahu kamu sangat mencintainya , tapi aku tidak mau orang lain menganggapmu gila dan aku tidak mau lihat , jika suatu hari nanti engkau menangis, aku tak mau ri.., aku sangat menyayangi kamu, sangat !” kataku sambil meraih tubuhnya kepelukanku dan diapun menangis
Malam begitu pekat, papaku sudah seminggu keluar negeri menjalankan bisnisnya, bulan yang tinggal separuh bersinar di ketinggian langit berhasil di tutupi awan yang begitu tebal. Di kamar aku mencoba menterjemahkan kegelapan malam lewat tuts-tuts piano . Suaranya begitu menggema memenuhi ruangan. Tiba-tiba sesosok bayangan putih muncul di tengah-tengah ruangan dan aku menyadari itu
“Kau kah itu ri…?” tanyaku sambil berhenti memainkan piano
“Ya,malam ini aku datang tuk bicara denganmu” jawabnya
Aku membalikkan tubuhku
“Bicaramu aneh sekali seperti biasa kita bicara kan san ..,ada apa?” tanyaku lagi sambil berdiri
“ Benar sperti biasa kita bicara ri,tapi mala mini adalah malam terakhir untuk kita,aku kan pergi untuk selamanya ri” katanya lagi
“pergi kemana?kau pasti bohong,bukankah kita sudah berjanji untuk selalu bersama?”kataku sambil menghampirinya
“Kita tak kuasa melawan takdir tuhan ratri,adakalanya pertemuan itu harusdi akhiri perpisahan dan aku tidak menyesal dn khawatir lagi meninggalkanmu,karena selain aku ada orang lain yang sangat mencintaimu,dan mungkin cintanya lebih besar di banding cinta aku”
“Tidak ri,tidak aka nada orang yang bias menggantikan kamu di hatiku,bukankah cinta kita kan mengalahkan segalanya” kataku sedang dia mengeleng-gelengkan kepalanya
“Ikhlaskanlah aku pergi ri,antarkanlah aku dengan doa sucimu,karena dengan itu jiwaku kan tenang meninggalkanmu,suatu hari aku akan menunggumu disana.percayalah padaku biarlah cinta kita akan mencari jalannya sendiri”ktanya sambil pergi
“Tidak ihsan!kamu tidak boleh pergi!ihsan…!!jangan pergi..!!”teriakku terus menerus sambil keluar mengejarnya
“Ratri..ratri.. !ada apa?kamu melarang pergi siapa?”kata ibu yang terliht mengejarku,tapi aku tak mempedulikannya
“Ihsan …kembali!kamu angan pergi…ihsan..kamu jahat! Kamu jahat !” teriakku sambil menangis tersedu-sedu
“Tidak ada ihsan disini nak,kamu hanya bermimpi,ihsan sudah lama meninggal,dia tidak akan mungkin kembali”kata ibu sambil merangkulku dan menangis namun sekuat tenaga aku berontak dan berhasil lepas dari pelukan ibu,aku mengejar ihsan keluar,di luar hujan turun dengan derasnya.ihsan berdiri di hadpnku dan aku berdiri di hadapannya,tanganku mencoba meraihnya tapi tidak bias,dan airmataku terus saja membanjir
“Ratri..kau sedang apa?ibu..!”tiba-tib galang hadir di antara kami
“galang tolong ratri,tolong sadarkan dia”kata ibu sambil terduduk menangis dan galang membantu ibu supaya berdiri dan mendudukkannya di kursi.ia pun menghampiriku dan menggoyang-goyangkan tubuhku
“Ratri..kamu kenapa?sadarlah ratri!”teriaknya namun aku masih tak bergeming,hujan membasahi kami
“Ihsan kumohon jangan pergi”kataku pelan tanganku mencoba menarik tangan ihsan tapi tak bias dan galang tiba-tiba merasakan bahwa disana ada seseorang yang hadir yang tak bias di tembus oleh matanya
“Biarkan dia pergi ri…biarkan dia tenang disisinya” suaranya begitu berat,sambil meraih tubuhku untuk kembali kerumah
“Tidak…biarkan dia di sini menemaniku”kataku sambil berusaha lepas dari glang dan galangpun terjatuh
“Ihsan kumohon jangan pergi!”teriakku tapi ihsan menggeleng-gelengkan kepalanya
“ Tidak mungkin ri…,alam kita berbeda dan tak mungkin bias menytu,nanti jika sudaah saatnya kita bias bersama lagi ri…aku sangat mencintaimu ri…sangat”kata ihsan ,bersaaan dengan dengan itu malam yang begitu terang tiba-tiba terang dan aku tiba-tiba tersentak dan seperti ada yang menarik bayangan putih ihsan ,bersamaan dengan itu suara petir suara petir menggelegar seakan-akan membelah bumi dan akupun terjatuh tak sadarkan diri lagi
Hari berganti bulan,bulan pun berganti tahun.tidak terasa sudah sepuluh tahun aku menjalani hidup tanpaa ihsan disisiku dan sudah empat tahun terakhir ini aku pula menjalani hidup baru bersama galang dan mempunyi dua anak yang lucu-lucu.galang…?ya… galang.memang kedengarannya lucu sekali tapi galang adalah cintaku sekarang dan yang akan dating dialah laki-laki terbaik dan juga sahabatku tercnta setelah ihsan.kami bersama-sama berusaha melupakan ihsan dan aku sangat mencintai galang bukan sekedar shabat melainkan kekasih .aku tahu galang bukan cinta pertmaku tapi aku yakin dia adalh cinta terakhirku
Hari ini aku berjalan-jalan bersama galang di sebuah taman.seperti biasa sehabis dri taman aaku akaan mengajk galang makan di sebuah restoran terdekat dan hari ini aku sedang berjalan menuju restoran
“oya lang,ponsel aku ketinggalan di taman bias ambilin gak?”kataku sambl tersenyum
“kamu ini gimana sih?dasar pelupa”katanya sambil mengucek-ngucek rambutku,lalu pergi kembali ketaman.aku masih berdiri di tengah jaln kuliht galang segera kembali
“Ada gak?”teriakku kenceng
“Ratri..!awas!!”teriak galang sambil berlari dan aku tidak mengerti dan segera membalikkan diri mencari tahu apa yang galang meksudkan,tapi aku terlambat ,sebuah truk melaju kencang sedang berada di hadapanku.dan
“Aaa…………..”aku berteriak sekuat tenaga,bak kapas tubuhku terpelanting keatas dan terhempas kebatuan aspal.galang menghambur kearahku …semua orang berteriak dan laksana semut semuanya serentak menghambur kearahku.tubuhku penuh darah dan sesaat terjadi kesibukan luarbiasa ,ada yang menngis,ada yang menjerit histeris dan ada yang memanggil ambulance,setelah itu aku gak ingat apa-pa lagi
Tiba-tiba aku berada di suatu tempat seperti did lam gedung pementsan .orang-orang di sekitarku tak satupun akukenal ,semua orang berdesak-desakan .tiba-tiba kulihat seorang laki-laki naik keatas pentas dan berteriak lantang
“Saudara-saudara sekalian,hari ini adalah hari istimewa kita,hari ini saya akan memperkenalkan seseorang yang akan hidup bersama kita yang bernama ratri charly Agatha “kata orang itu sambil menunjuk diriku ,aku terhenyak.dan semua orang yang dari tadi berdiam serentak berpaling kearahku
“Siapa orang itu?kenapa dia tahu namaku?”gumamku dalam hati
“Mari nona,naik keatas pentas.seseorang sudah menunggu nona selama sepuluh tahun’kata seseorang yang tiba-tiba sudah ada di dekatku .dan aku seperti di tari oleh suatu magnet naik keatas pentas membuntutinya.
“Ada yang menunggu?10 tahun?betapa setianya orang itu,tapi ,siapakah dia?siapa yang menungguku?dimana aku?kenapa orang –orang itu seperti mengenalku?diman galang?bukankah aku terakhir kali tadi bersamanya”gumamku dalam hati sambil naik keats pentas
“Selamat dating ratri,akhirnya kau datng juga,aku sudah lama menunggumu.dan kau tahu sekarang kita tak mungkin terpisah lagi dan kita akn menikah ratri…tidaklah kau lihat disana sudah ada pk penghulu ,akhirnya janji kita untuk selalu bersama menjadi kenyataan “kata seorang laki-laki menyambutku
“Ihsan…!kenapa kau ada di sini ,bukankah kau sudah lama meninggal?”kataku dengan wajah terheran-heran melihat laki-laki yang ada di depanku.dan kulihat laki-laki yang ihsan sebut penghulu itu,akupun terhenyak dia…penghulu dekat rumahku yang meninggal kemarin.perlahn tapi pasti aku sedikit mengerti
“Kenapa ratri..?kenapa kau terkejut,aku memang sudah lama meninggal dan orang –orang itupun sudah meninggal begitu juga dengan kau ,apakah kau belum menyadarinya?”kata ihsan menatapku
“Tidak!aku belum meninggal,aku masih hidup san!”kataku dengan nada cemas
Ihsan tersenyum
”Tadi kau tertabrak truk ri…dank au sudah meninggal,masih ingatkah engkau?”katanya sambil memegang tanganku
“Tidak…aku belum meninggal,dimana galang..?aku kan kembali,glang pasti sudh menungguku”kataku sambil turun dari atas pentas.ihsan mengejarku ,suasna berubah menjadi riuh dan aku bedesak-desakan diantara orang-orang yang tidak aku kenal
“Ratri…ratri..!tunggu!kamu tidak akan bias kembali ratri…ayolah kesini,mengapa kau tak sambut kebahagiaan kita,apa kau sudah tidak mencintiku lagi?”teriak ihsan kenceng.langkahku seketika terhenti lalu berbalik menghadap ihsan
“Maaf san…bukannya aku tidk mencintaimu,sejak dulu,kau pun tahu aku begitu sangat mencintaimu,tapi saat ini ada yang telah menungguku di sana,anak-ankku menungguku di sana .galang selalu menungguku di sna,dan aku akan kesana mencarinya.dan perlu kamu tahu aku mencintainya …san,sangat mencintainya….”lalu aku berbalik dan berlari terus berlari sambil terus memanggil-manggil galaang.sedang dia terpaku menatapku pergi
Aku berlari kesana kemri dan kuliht diatas bukit sana ada setitik cahaya kesanalh aku berlari .mula-mula sebesar titik tapi lama kemudian terlihaat membesar
“Galang…galang…!!”teriakku memanggil galang smar-amr kudengar suara di telingaku
“Ini sungguh keajaiban,dia benr-benar siuman”
Lalu aku membuka mataku,samar-samar kulihat bend-benda putih di sekelilingku,bau obat yang menyengat hidungku membuatku sedikit tak nyaman
“Galang”ucapku perlahn,karena anya nama itu yang beredar di otakku
“Alhamdulilah kau selamat ri…sudah dua hari kau pingsan dalam keadaan kritis”kata laki-laki yng ada di sampingku sambil mencium tanganku
“Aku mencintaimu lang”kataku smbil menatapnya dan dia tersenyum
“Aku dua kali mencintaimu”jawabnya balik menatapku
“Aku tadi ketemu ihsan lang,dan ternyat di menungguku selama ini,dia mengajakku menikah lang”kataku tapi diam lama sekali
“Aku tidak bias apa-apa ri,cinta diantara kalian begitu kuat’jawabnya kulihat dimatanya tergenang Kristal
“Aku ikhlaskalau kau ingin pergi,tapi aku ingin ku tahu kalau aku sangat mencintaimu”kata galng matanya mulai berkaca-kaca
aku merengkuh kepalanya dan mencium bibirnya
“Aku hanya inginkan kamu,aku ingin sembuh,bukan hanya lima thun tapi untuk selamanya ,aku ingin bersamamu,hidup bersamamu ,hidup dengan anak-anak kita jangn biarkan aku terbaring terus disini ,jangn birkan aku mati”kataku di telinganya
“Ihsan selalu bilang padaku bukankah cinta tak kenal ruang dan waktuia senntiasa menerjang apapun yang ada di hadpannya ,duniaku duniamu bukanlah sebuah halangan karena cinta an mengepakkan sayapnya hingga menembus semuanya tapi tahukh kau itu hanyalah kata-kata sang penyair kenyatnya kita tak bias melawan takdir tuhan kan,galang…aku hnya ingin terus bersamamu…bersamamu mengahadapi kenyatan bersamamu menghadapi semuanya ,selamanya”kataku sambil menatap tjam matanya dan dia tersenyum lalu mencium dahiku
“Aku akan selalu bersamamu…selalu”jawabnya perlahn tpi pasti
“Mama…..!!”kulihat anak-anakku masuk menghambur padku
“Ah…buah hatiku…………….”

Selasa, 03 Maret 2009

cinta seorang pengidola

Cinta seorang pengidola
“Ren….renais ! ” tiba-tiba terdengar suara memanggilku , cepatku menoleh
“Aku pulangnya entar malem ya” teriaknya lagi sambil lari terburu-buru
“Emang mau kemana?” teriakku kenceng.Belum sempat aku mendengar jawaban darinya tubuhnya sudah lenyap di makan tikungan. Aku hanya menatap kosong jalan yang baru saja di laluinya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Reilina begitu nama anak itu, hanya dialah satu-satunya anak yang begitu dekat denganku di asrama kami kabut biru.Tapi meskipun kami dekat , tak banyak aku ketahui tentangnya .Yang pasti akhir-akhir ini kulihat penampilannya agak sedikit urakan, hingga kadang teman-teman sekelasku suka ada yang bilang “ kok kamu bisa dekat ma dia ren, giman kata orang nanti ? kamu kan seorang jilbaber sedang dia…..penampilannya aja kayak anak band “ aku hanya menyeringai .Memang kata-kata itu kadang pula mendarat di otakku tapi ah….bukankah setiap orang punya dunia sendiri ? lagi pula dia anak baik kok…cuma dia suka bilang kalau dia belum siap pakai jilbab enggak apa-apa kan ? toh semua yang kita lakukan itu mesti dengan proses bukan?
Entah pukul berapa reilina kudengar masuk kamarnya , yang aku ingat waktu itu sudah larut malam dan aku sedikit pun tak berniat mengganggunya mungkin ia lelah seharian pikirku
Paginya sebelum berangkat sekolah kuketuk pintu kamarnya dan kudengar suaranya dari dalam menyuruhku masuk. Begitu pintu terbuka kulihat ia menyandarkan tubuhnya di sebuah kursi sambil sekali-kali menahan bersinnya aku hanya berdiri di ambang pintu
“Kayaknya hari ini aku gak masuk Ren?”
“Lagian kemarin kemana aja sih nyampe flu begini?” tanyaku penuh selidik sambil duduk di sampingnya. Dia membalikkan tubuhnya mengarah padaku “aduh ren…kemarin itu ada jumpa group band yang lagi naik daun itu, masa kamu enggak tahu dan aku ngepans banget.Hingga meskipun aku desak-desakan di bawah guyuran air hujan , aku puas banget . Karena bisa poto bareng plus di kasih tanda tangan dan itu mungkin hanya ada sekali dalam kesempatan hidup aku ” jawabnya seperti air yang mengalir. Aku hanya menarik napas panjang untuk beberapa saat keadaan hening sejenak, aku memegang pundaknya kutatap matanya yang kulihat sendu ”Aku ngerti kamu lin…sangat ngerti , cuma sebagai sahabat aku hanya ingin berkata bahwa mengidolakan seseorang itu jangan terlalu berlebihan , apalagi mengidentifikasi semua prilakunya.Mending prilaku baik, kalau buruk gimana? kita tak boleh lupa hanya beliaulah nabi besar kita Muhammad SAW yang mesti kita idolakan dan meneladani prilakunya , bukankah ahlak beliau itu al-quran jadi gak bakal nyesel deh. Kita lihat misalnya dalam kamus inggris juga kata idol artinya berhala , kamu ngerti kan kemana arahnya pembicaraanku, maaf bukannya sok suci, atau ingin menggurui kamu, tapi aku kira kita sebagai sahabat harus saling mengingatkan bukan?” kataku panjang lebar. Aku pun pamit berangkat sekolah,dia hanya tertegun,entah apa yang dia pikirkan? dia sedang memikirkan dirinya / sedang mengeja kata-kataku ?ah…sudah siang tuh aku mesti secepatnya nyampe sekolah.
Sejak pagi itu entah kenapa reilina seperti menghindar dariku . Tiap kuhubungi ponselnya selalu di matikan .Ah…mungkinkah dia marah padaku , aku jadi nyesel telah mencampuri wilyahnya dan kemarin kudengar dia pindah asrama, tukan bener….gimana nih?
Sore ini aku menatap senja lewat jendela kamarku, kalau aku lihat senja begini aku jadi ingat akan cerpen seno gumira “ kupotong senja kumasukkan dalam sakuku” dan tiba-tiba mataku terasa panas dan kemudian mengembun…mengkristal ah…jika aku ingat cerpen itu aku jadi suka ingat mama, mama yang begitu sabar dalam mengeja makna hidup seandainya waktu terulang kembali ingin juga aku berikan sepotong senja itu untuk mamaku dan bayangan masalaluku yang hitam kembali terekam di otakku……dulu aku seorang pans berat group band yang sedang naik daun di kotaku dan mamaku malam itu menjadi korban injakan orang-orang dalam konser maut itu.Ia mencariku diantara orang-orang yang sedang memperebutkan kaus idolaku di bawah panggung Sejak kejadian itu rasanya aku tak bisa memaafkan diri aku sendiri. Adzan pun bergema membuyarkan lamunanku .
Malamnya ketika aku baru saja melaksanakan salat lail . Ponselku berdering ternyata marini yang nelpon.Ia mengatakan kalau tadi malam ada konser group band yang terkenal itu sambil bagi-bagi hadiah dan ketika vokalisnya itu melemparkan hadiahnya kepenonton, penonton pada berebutan, salah satunya adalah reilina sahabatku ia ikut bersama yang lain berdesak-desakan hingga akhirnya petugas keamanan menemukan dia bersama beberapa yang lainnya dalam keadaan terluka dan tak sadarkan diri lagi, ia pun masuk rumah sakit
Aku begitu terkejut bayang-bayang masalalu begitu nyata menjelma dan berputar-putar diotakku. Akankah aku kehilangan orang yng ku cintai untuk yang kedua kalinya?
Pagi-pagi sekali aku menuju rumah sakit tempat reilina dirawat, kulihat ia terbaring lesu, kata dokter sejak tadi malam ia belum sadar-sadar, juga kepalanya penuh dengan balutan persis seperti ibu dua tahun yang lalu di rumah sakit ini juga.
Bibir reilina perlahan bergerak-gerak memanggil namaku ”aku disini lin” kataku perlahan ditelinganya matanya perlahan terbuka
”ren…” katanya begitu lemah sambil mencoba tersenyum dan menyuruhku supaya lebih dekat padanya
“maafin aku ya, aku tak mendengar nasihatmu”
“sudahlah lin,aku juga minta maaf ya,yang pasti sekarang kamu mesti sembuh dulu, dan kita bisa bersama-sama lagi”kataku lembut di telinganya ia menggelengkan kepala perlahan, tiba-tiba pintu terbuka, dokter masuk disertai teman-temanku.Reilina mencengkram tanganku erat sekali, akupun cepat menoleh kearahnya kulihat matanya terkatup dengan senyum tersisa di bibirnya entah apa artinya ”innalilahiwainnailaihi rojiun” kataku dan teman-teman bersamaan .Reilina tlah pergi untuk selama-lamanya.Taakan kudengar lagi lengkingan suaranya, hentakan kakinya, pengaduannya and all about reilina.Perlahan mataku mengembun, tuk kesekian kalinya kurasakan lagi jiwa yang hampa ini seperti layaknya dua tahun yang lalu di rumah sakit ini , aku merasakan seperti kehilangan segalanya , aku telah mengorbankan orang yang di cintaiku untuk sesuatu yang seharusnya tak begitu berarti, begitu juga reilina telah mengorbankan jiwanya untuk hal yang sama denganku
Bau obat menusuk hidungku kulihat mentari bersinar hangat sehangat hatiku saat ini.Mampukah aku melangkah lagi dengan pasti ?Entahlah……………

Minggu, 01 Maret 2009

pria itu

PRIA ITU…………
Minggu pagi…..
Hari begitu cerah , secerah hatiku yang begitu gembira bila melewati hari minggu.Karena apa? karena minggu adalah hariku….hari bermalas-malasku , hari saat pikiranku istirahat dari segala sesuatu yang berbau pelajaran sekolah dan aku selalu bermimpi semoga hari minggu menjadi 48 jam.
Seperti biasa acara mingguku adalah memburu buku baru di toko buku terkemuka di pusat kota dan saat ini aku mulai start tuk pergi kesalah satu toko buku di pusat kota.
Oya lupa, aku belum memperkenalkan diri , namaku bunga tapi teman-teman suka memanggilku dengan sebutan mawar, melati atau aster tapi yang membuatku suka merasa jengkel adalah bila di antara teman-teman ku ada yang memanggilku bunga bangkai…..ih tukan kamu juga jadi ilfill ma aku…… aku anak tunggal , duduk di kelas tiga SMA terfaforit di kotaku. Aku suka petualangan dan mencari atau menemukan hal-hal yang baru sendirian . Yuppz…! cukup jelaskan .Untuk lebih jauhnya kirim z hal yang mau kau tanyakan ke alamatku saja soalnya aku gak mungkin menulis semuanya di sini, MALU TAU…!!
Dan kini aku sudah ada di salah satu toko buku faforitku. Aku begitu asyik memilih milih buku dari rak buku yang satu ke rak buku yang lainnya. Saat tiba di rak paling ujung , tanpa sengaja mataku menangkap sosok seorang pria di seberangku yang menurutku dia cukup tampan, menarik dan matanya….matanya begitu teduh dan tenang. Ia sedang membaca buku yang di pegangnya.
Aku terpaku dan begitu terpesona rasanya aku tak akan mungkin bosan menatapnya berlama-lama. Aku tahu inilah yang pertama kali. Maksudku.Cinta.Aku tahu, karena jantungku bergetar hebat detaknya menjadi bertambah 60 ketukan /menit. Rasanya aku ingin berteriak , tuhan….betapa indah ciptaanmu dan aku rasa pria itu tidak menyadari ketampanannya dan itu justru membuatnya semakin memikat di mataku.
Tapi mungkin kau akan bertanya apa yang begitu istimewa dalam diri pria itu? kelembutan, ketenangan yang terpancar dari sosok pria itulah yang membuat aku yang tidak percaya akan cinta selama ini menjadi percaya terutama cinta pada pandangan pertama.
Kulihat ia menutup bukunya dan pergi, kupandangi helai-helai terakhir rambut hitamnya dan rasa sedih memenuhi hatiku.Bukan. Bukan karena ia sudah pergi ..melainkan karena ia takkan pernah tahu bahwa ada cinta di dadaku.
Betapa indah perasaan yang kurasakn saat ini, meskipun dalam waktu yang sesingkat ini .Ingin rasanya aku mengejarnya dan berkata bahwa aku tlah jatuh cinta padanya. Tapi aku adalah orang timur yang mesti menjaga harga diriku sebagai perempuan baik-baik. Tapi..ah…apakah tuhan akan memberiku kesempatan lagi untuk melihat nya dan mempertemukanku dalam sebuah ikatan , ikatan yang tidak seorangpun dapat memisahkannya lagi.
Di kejauhan samar-samar kudengar lagu dealova nya once
” aku ingin menjadi….mimpi , indah dalam tidurmu……”