Kamis, 26 Februari 2009

cerpen cerpenku

MY FIRST LOVE,LOST……


Kenalkan namaku pebiola,tapi anak - anak di schoolku kadang memanggilku “jomblo abadi” “I don’t care” itu tanggapanku. Anak-anak memanggilku begitu karena aku tidak mau melepaskan status jombloku ini. Bukannya aku sok jual mahal, tapi ada alasan kuat yang membuatku tidak mau melepaskan status jombloku. Aku adalah anak “ broken home ” dan aku cukup mengerti bagaimana kekerasan dalam rumah tangga. Bagaimana sikap kasar laki-laki dalam menghadapi wanita, menyakitinya dan menjadikannya laksana budak, itu cukup membuatku menarik sebuah kesimpulan “ bahwa semua laki-laki adalah brengsek ” alasan itulah yang membuatku harus menutup rapat semua pintu hatiku dan memasang benteng-bentengnya sekokoh mungkin.walau aku sering mendengar sahabatku berkata ” lebih baik jatuh cinta lalu patah hati,daripada tidak merasakan jatuh cinta sama sekali ” . Aku hanya tersenyum simpul dan kau tahu, malam ini aku tidak menduga bahwa akan ada seorang pria yang mampu membuat pintu hatiku terbuka dan di sinilah petualangan cintaku di mulai.
Malam ini aku pergi keluar menghirup udara bersama kereta anginku. Tiap malam minggu aku suka mnelakukan rutinitas seperti ini , kadang bersama teman-teman ikatan jombloku, atau sendirian seperti malam ini. Ada satu tempat di mana aku sangat menyukainya untuk merenung dan malam ini, aku akan kesana. Tapi, aku butuh sebotol minuman untuk membasahi kerongkonganku. Akupun segera mampir kesebuah toko untuk membeli minuman dan makanan ringan lainnya. Keluar dari toko kulihat tali sepatuku lepas dan akupun berjongkok memperbaikinya, ketika hendak menegakkan tubuh aku bertumbukan dengan seorang pria yang sangat tampan dan matanya….matanya bening laksana embun. Aku yakin rupaku sangat “ biasa-biasa saja ” bahwa pria-pria takkan pernah tertarik padaku dan sebagainya dan sebagainya. Tapi ternyata …pria tampan itu sepertinya tertarik padaku karena setelah kejadian itu dia sering menelponku, mengirimku bunga, bahkan akhir-akhir ini sering menemuiku. Awalnya aku tidak mempedulikannya tapi kenapa lelaki yang satu ini begitu terlihat perfek di mataku. Ia selalu ada tiap aku membutuhkannya, ia senantiasa menghiburku, memberikan perhatiannya padaku dan yang lebih penting ia sangat menghormatiku sebagai perempuan dan menempatkannya di tempatnya yang paling tinggi. Ia membuatku merasa cantik, akupun mulai merasa simpati padanya ternyata tidak semua laki-laki pantas menyandang sebutan brengsek seperti ayahku dan akhirnya rasa cintaku yang kusimpan rapat akhirnya merekah ”jatuh cinta ,berjuta rasanya” lagu itulah yang selalu ingin kudengar bila bersamanya…ah betapa indah perasaan yang kurasakan, seindah menatap mentari yang terbenam di upuk barat, memberikan semangat, harapan kedamaian dan ketenangan
Kami menjadi pasangan yang sempurna kami menyukai hal yang sama,hobi yang sama, kehadirannya telah memberiku kesempatan untuk mengatakan bahwa apa yang kusimpulkan dulu adalah salah
Tapi setelah dua tahun berlalu di suatu taman di tengah kota ia berkata padaku ”kau mencintaiku?” tanyanya padaku, aku menatapnya dengan penuh rasa keheranan diapun mengulangi pertanyaannya.
“kau mencintaiku?” tanyanya lagi
“sangat” jawabku
“akupun sangat mencintaimu..tapi besok ayah akan mengirimku ke amerika dan aku tidak tahu pasti, apa aku bisa kembali kesini atau tidak?” katanya perlahan
“aku akan menunggumu” jawabku perlahan tapi pasti,sambil menatap matanya sampai dia tahu kalau aku benar-benar tidak berkata dusta
Ia menggelengkan kepala “kenapa?” tanyaku. Ia pun memelukku dengan eratnya hening sejenak di antara kami, hanya sekali-kali kudengar insaknya
“kau menangis? Amerika bukan tempat yang jauh, kalau pun menurutmu itu jauh kitakan masih bisa berhubungan lewat e-mail atau telepon “ bisikku perlahan
“aku tak tahu harus berbuat apa, aku tidak tahu harus darimana aku memulainya, ayahku mengirimku kesana untuk menikah dengan putri rekan bisnisnya, lebih baik hubungan kita sampai di sini saja, ku harap kau mengerti la,tapi kau harus tahu bahwa aku hanya mencintimu..sangat mencintaimu dan aku tidk tahu apakah aku setelah ada di sana ,rasa ini akan sirna dengan sendirinya ,aku tak tahu,kuharap kau mengerti aku la ” katanya. Yang bagiku kata-kata itu begitu menghujam
“aku mengerti, sangat mengerti, smoga bahagia ya ” kataku perlahan, hanya itu yang bisa kuucapkan selebihnya tersekat di kerongkongan. Kami menangis sambil berpelukan ,menangisi takdir yang menghianati kami. Aku sedikitpun tidak menduga akan peristiwa malam ini, aku hanya terdiam membisu berusaha tidak merasakan apa-apa.Dia mengecup dahiku lama sekali dan pergi…pergi dan tidak menoleh lagi padaku.
Dan hari ini setelah beberapa tahun berlalu dan aku sudah mendapatkan penggantinya dia, aku merasakan kembali apa yang kurasakan dulu, cinta merah jambu dan sebagainya. Aku sangat bahagia, tapi kenangan lama itu masih saja terus menghantuiku, meski akhirnya aku berusaha mengubur semuanya. Kami sudah kehilangan jejak satu sama lain. Tapi sekali-kali aku masih bertanya-tanya tentang dirinya bahagiakah dia? kuharap ia puas dengan hidup nya dan terutama aku ingat batapa aku pernah merasa cantik








Tulisan ini kupersembahkan untuk someone
Yang pernah menyewa tempat di hatiku
Dengan gratis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar