Kamis, 26 Februari 2009

cerpen aku

DAN GERIMIS MALAM ITU MENETES LAGI….


“ Janji ya, pulang dari London nanti, jangan lupa bawa bunga “ ucapku pada kekasihku Michael sewaktu aku mengantarnya ke bandara. Dia tertawa kecil “ hmm….bagaimana kalau aku pulang bawa cewek ?” Tanya nya sambil tergelak melihatku lansung cemberut “ Iya…iya aku janji “ katanya sambil meraih kepalaku kepangkuannya “Aku cuma sayang kamu kok..” katanya lagi
Tidak terasa sudah dua bulan berlalu.Dan besok Michael kan pulang. Kemarin aku menghubunginya agar ia menemuiku di pesta pernikahan sepupuku saja dan dia menyetujuinya “Ah…betapa rindu aku padanya malam ini, gimana ya..michael sepulang dari London nanti? uuh.,…kenapa rasa rindu ini menyeret airmataku keluar…
Aku ingat waktu pertama kali aku bertemu dengannya, waktu itu aku baru pulang dari pesta ulang tahun sahabatku, di jalan aku terjebak hujan yang turun dengan derasnya.Aku pun segera mencari tempat untuk berteduh, kulihat dia duduk menanti hujan reda juga. Akupun segera duduk di sampingnya dan dia mengajakku berkenalan dan kami pun banyak bicara tentang musik, politik ,social ,budaya , bahkan sampai pada sesuatu yang hangat di bicarakan orang pada waktu itu.Akupun segera menarik kesimpulan tentangnya “ dia tidak bodoh ”
Sejak pertemuan itu di susul pertemuan-pertemuan selanjutnya, kami sering jalan bareng, makan bareng atau sekedar mencari buku-buku baru di toko buku. Tapi semenjak bersamanya belum pernah kudengar kata cinta darinya seakan-akan cintanya itu hanya ingin di nikmatinya sendiri,ah….dasar misteri lelaki.Hingga sampailah pada suatu malam seperti biasa setiap malam akhir pekan kami sering menghabiskannya duduk-duduk berdua di taman sambil menghitung bintang atau melihat-lihat keindahan kota di malam hari.Aku duduk di bangku taman dan dia membelakangiku memegang pagar
“ Ren…. Apa kau suka memikirkan aku?” tanyanya tiba-tiba, aku pura-pura tidak mendengarnya dan mulai menghitung bintang.
“Ren…halloo….kamu dengerin aku gak?” Tanya nya lagi sedikit kesal sambil membalikkan badannya menghadap padaku.
“Iya …iya.” kataku pura-pura tak acuh dan tak menghiraukannya
“Ren…” sapanya lagi sambil menatap tajam kearahku
“Hmm….”gumamku sambil mengangkat muka dan balas menatapnya
“Suka kok, suka..,udah malam kita pulang yu...” jawabku sedikit gugup sambil berdiri mendahuluinya pergi,tapi dengan cepat ia menarik tanganku dan tubuhku kepelukannya “Aku juga suka memikirkanmu” katanya sambil mengencangkan pelukannya.saat itu aku merasa , cintanya begitu besar padaku.
Tiba-tiba lamunanku terhenti oleh suara ketukan pintu. Akupun segera keluar dari kamar dan melihat siapa yang datang
“ Michael..” seruku ketika tahu kalau yang datang itu adalah kekasihku Michael,Dia tersenyum padaku, wajahnya sedikit pucat dan terlihat agak kurus, di tangannya ada sebuket mawar merah
“ Bukankah seharusnya besok kau nyampe di Jakarta “ kataku lagi
“Aku ingin datangnya sekarang, sekalian beri kejutan,bagaimana kabarmu?” tanyanya sambil mengecup dahiku
“Baik,kau nampak sedikit pucat, bagaimana London?” kataku balik bertanya dan mempersilahkannya masuk
“Baik, aku datang hanya untuk memenuhi janji” jawabnya sambil menyerahkan sebuket bunga mawar yang di gemgamnya “makasih” ucapku sambil tersenyum menerima bunga darinya dan segera kubenamkan wajahku untuk menghirup kesegarannya,lantas akupun berjinjit mengecup bibirnya dan dia balas menciumku dan memelukku. Aku merasa , aku takut kehilangannya dan perasaan itu muncul dengan tiba-tiba
“Aku mesti pergi,jauh sekali” katanya begitu berat terdengar
“Kamu kan baru datang,kenapa mesti pergi lagi?” tanyaku terus memeluk erat tubuhnya
“Aku cuma mau istirahat” bisiknya di telingaku.aku melepaskan pelukannya,kenapa dia begitu terasa beda dengan kata-katanya, apa karena dia sakit” gumamku dalam hati
“Maaf ya, aku dah repotin kamu, sebaiknya besok kamu gak usah kepesta, nanti sakitmu tambah parah” kataku perlahan.dan dia mengecup dahiku ” Aku sangat mencintai kamu…sangat,jaga dirimu baik-baik ya.” katanya sambil memelukku lagi ” Aku juga”jawabku.lantas diapun pamit, aku mengantarnya sampai keambang pintu.diapun segera menaiki sepeda motornya dan mengencangkan jaket birunya.Kutatap terus kepergiannya sampai hilang di makan tikungan dan kulihat gerimis menetes perlahan-lahan

Pesta meriah sekali, aku duduk seorang diri di salah satu meja paling sudut sambil sekali-kali membalas lambaian tangan teman-teman sepupuku yang pada datang .Betapa sepi kurasakan, seandainya Michael tidak sakit, tentu ia sudah ada di sampingku mengajakku bicara kesana kemari. Sejak pertemuan malam kemarin aku belum menghubunginya lagi, karena aku takut, aku mengganggunya.Biarlah ia istirahat dengan tenang begitu pikirku. Kulihat ibu menghampiriku
“Ren…ada telepon untuk kamu” katanya sambil menyerahkan gagang telepon. Aku pun segera berdiri dan meraih gagang telepon dari ibu lalu berjalan keruangan depan menghindari keramaian
“Hallo” kataku
“ Ini dengan nak rena? ” tanya yang diseberang
‘Iya saya sendiri ” jawabku
“Saya asti, ibunya Michael ,saya terpaka harus mengatakannya, Michael….” kata-kata ibu Michael menggantung di susul insaknya
“Ada apa dengan Michael bu?” tanyaku yang tiba-tiba aku mendapat firasat buruk tentang Michael
“Nak rena…michael…michael meninggal kemarin malam, kapalnya jatuh, pamannya sudah mengeceknya kesana, tidak ada seorang pun penumpang yang selamat….” kata ibu Michael.Dan aku tidak tahu kata-kata selanjutnya, karena gagang telepon yang kupegang sudah dari tadi jatuh dengan sendirinya.Aku berdiri seakan tidak percaya ” Michael…Michael ” airmataku tanpa kusuruh sudah berhamburan keluar, tubuhku bergetar hebat, benarkah Michael meninggal ? lantas siapa yang datang kemarin malam?
“ Aku mesti pergi,jauh sekali ”
“ Kamu kan baru datang,kenapa mesti pergi lagi ?’
“ Aku cuma mau istirahat” kata-kata terakhir Michael berputar-putar di otakku “Aku cuma mau istirahat…aku cuna mau istirahat.” kepalaku terasa pening, lantas kulihat bintang-bintang banyak sekali tanpa kusengaja aku memandang keluar di luar nampak Michael tersenyum kearahku dan gerimis malam itu kulihat menetes lagi menerpa jaket birunya.Bersamaan dengan itu samar-samar kudengar ibuku menjerit dan berlari kearahku dan aku bagai lap basah jatuh kelantai tak sadarkan diri lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar